Sabtu, 18 Oktober 2008

i hate this situation

Aku berada di sebuah lorong, di dalam tanah berupa lorong penantian sebuah kereta super cepat bawah tanah…

Aku harus berlari untuk dapat mencapainya, tiba tepat waktu dan tidak akan ditinggal untuk selamanya…

Aku mencoba sekuat tenaga untuk tiba tepat waktu, dijalani walau akan tertaih-tatih, tak kuasa melawan waktu…

Aku saat ini hanya melihat lorong gelap dengan temaram lampu redup penerang peron tanpa pengunjung…

Aku ingin untuk tak menyerah, aku ingin mampu untuk meraihnya, namun apa daya ketika kereta supercepat itu pergi…

Aku tertinggal dalam beberapa langkah, beberapa senggal hembusan nafas dan semuanya terasa bias didepan mata…

Aku linglung dalam sekejap, limbung dalam tegap dan jatuh dalam detik waktu yang terus berlalu…

Aku hanya merasa hembusan angin sisa laju kereta, aku hanya tercecer dari sebuah keterlambatan…

Aku dengan sebuah kemustahilan, sebuah probablititas semu dan keniscayaan yang nihil tak berarti…

Aku merasa ini adalah kereta terakhir, kereta tebaik dari semua yang ada, tidak, tidak ada yang selain ini…

Ah, semua kian terasa gelap, lampu-lampu redup itupun terasa enggan untuk menerangi peron panjang tak bertuan…

Aku hampa dalam gelap, tanpa bayangan yang mampu menemani, beradu dalam otak semua kata hati…

Aku berharap semoga ada lampu yang meneranginya untuk aku bisa berjalan keluar dari gelapnya lorong…

Aku ingin bertemu dengan bayang-bayang, berdebat dengan waktu dan perandaian-perandaian yang tidak nyata…

Aku kirim pesan singkat untuk waktu, kembalilah untukku hingga saat itu, saat kereta belum melaju, membuka pintu yang tak terbeli…


“I also hate this situation”

dibuat untukku & waktu yang selalu melaju meninggalkanku membentuk tembok tak tertembus…